DAMPAK INDUSTRI TAHU
PADA LINGKUNGAN
Saya
akan menjelaskan tentang industri pabrik tahu yaitu proses pembuatannya merendam kedelai selama kurang lebih
3 - 4 jam, atau sampai kedelai mengembang. Proses penggilingan kedelai adalah
proses menggiling kedelai yang sudah mengembang hingga menjadi bubur dan siap
untuk di rebus. Proses pemasakan bubur kedelai adalah proses memasak (merebus)
bubur kedelai yang telah digiling sampai halus yang dicampur dengan air yang
mendidih dengan cara diaduk-aduk terus sampai warna bubur kedelai berubah
menjadi kuning agak pucat. Proses ini memerlukan waktu kurang lebih satu jam.
Proses penyaringan sari tahu adalah proses menyaring bubur kedelai yang sudah
berwarna kuning agak pucat untuk dipisahkan dari ampasnya. Bubur kedelai yang
sudah dipisah dari ampasnya kemudian ditambah cuka (larutan biang) dan di aduk
hingga terbentuk endapan atau menggumpal, dan diamkan selama 15 menit, kemudian
disaring.
Tahap
pencetakan tahu adalah proses memisahkan air sisa penggumpalan dalam sari
kedelai yang sudah mengental, kemudian dicetak dan ditempatkan pada cetakan
yang terbuat dari papan dengan ukuran 40 x 70 cm. Pada cetakan dialasi kain
kasa dimasukkan sari kedelai, hal ini bertujuan agar tahu rapi dan tidak
tercecer. Kemudian papan pengepres diletakkan menutupi cetakan dengan batu
pemberat selama 5 - 10 menit. Proses pemotongan tahu adalah proses mengangkat
sari tahu dari cetakan bila sari tahu sudah terbentuk padat, kemudian balik
sari tahu dari papan cetakan ke ancak yang terbuat dari bambu, ambil kain
kasanya dan potong-potong sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Untuk tahu
putih tidak perlu direbus lagi, sedangkan untuk tahu kuning direbus lagi dengan
perasan air kunyit dan garam agar warna kuning.
Macam-macam dampak positif dan negatif :
Dampak
positifnya yaitu limbah yang dihasilkan pabrik tahu berupa kulit kedelai, ampas
dan air tahu masih dapat dimanfaatkan menjadi produk-produk yang bermanfaat.
Pemanfaatan limbah cair tahu menjadi nata de soya dan abon merupakan salah satu
bentuk diversifikasi makanan berbahan baku ampas tahu. Selain itu, limbah cair
tapioka juga dapat diolah menjadi nata de cassava dan limbah air kelapa dapat
diolah menjadi nata de coco. Limbah berupa sayur-sayuran dan sisa bahan yang
tidak termasak, bisa diolah menjadi pelet. Beberapa di antaranya bisa diolah
menjadi kompos dengan proses fermentasi dan pencampuran pupuk organik.
Dampak
negatifnya yaitu limbah yang dihasilkan pabrik tahu berupa kulit kedelai, ampas
dan air tahu masih dapat dimanfaatkan menjadi produk-produk yang bermanfaat.
Pemanfaatan limbah cair tahu menjadi nata de soya dan abon merupakan salah satu
bentuk diversifikasi makanan berbahan baku ampas tahu. Selain itu, limbah cair
tapioka juga dapat diolah menjadi nata de cassava dan limbah air kelapa dapat
diolah menjadi nata de coco. Limbah berupa sayur-sayuran dan sisa bahan yang
tidak termasak, bisa diolah menjadi pelet. Beberapa di antaranya bisa diolah
menjadi kompos dengan proses fermentasi dan pencampuran pupuk organik.
Berikut ini cara penanggulangannya :
- peraturan yang diterapkan di lingkungan
masing – masing secara konsekuen.
- Limbah
industri hendaknya dibuang pada wadah yang telah di sediakan.
- Masyarakat
di sekitar sungai perlu memperhatikan kebersihan lingkungan dan perlu memahami
mengenai pemanfaatan sungai, agar sungai tidak lagi dipergunakan sebagai
tempat pembuangan limbah.
-Peraturan
pembuangan limbah industri hendaknya dipantau pelaksanaannya dan
pelanggarnya dijatuhi hukuman.