1.Membandingkan Sebuah Produk Dengan
Menggunakan Tabel Perbandingan Perhitungan
Terdapat 3
perusahaan yang listed di BEI untuk industri semen yaitu Semen Gresik (SMGR),
Holcim (SMCB), dan Indocement (INTP). Untuk meneropong lebih jauh, mari kita
pergunakan analisa common size.
Dari gambar di atas, dapat kita lihat bahwa PPE (property, plant & equipment) atau biasa kita kenal dengan fixed assets SMCB jauh lebih lebih besar daripada kedua kompetitornya di mana 76% dari total asset SMCB merupakan peralatan produksinya. Yang perlu kita analisa lebih lanjut adalah apakah fixed asset tersebut dapat memberikan SMCB pendapatan yang sebanding. Bagaimana caranya? Mari kita memeriksa rasio fixed assets turnover ketiga perusahaan tersebut yang merupakan perbandingan antara revenue terhadap fixed assets-nya. Fixed asset turnover mereka (SMGR, SMCB, INTP) secara berturut-turut adalah 1.87, 0.76, dan 1.45. Terlihat bahwa kekhawatiran kita terbukti. Fixed asset turnover SMCB memiliki nilai paling rendah.
Berikutnya, mari kita perhatikan jumlah utangnya, dalam hal ini adalah interest-bearing debt. Walaupun masih dalam batas wajar, utang SMCB paling besar apabila dibandingkan dengan kedua perusahaan yang lain. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Mari kita beralih ke common size income statement.
Yang cukup menarik perhatian saya adalah tingginya persentase COGS SMCB. Katakanlah biaya langsung untuk memproduksi semen ketiga perusahaan tersebut sama. Dengan COGS yang lebih besar, SMCB menjual semen dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan kedua SMGR dan INTP. Meskipun hal ini bisa saja merupakan strategi SMCB, namun dampak dari tipisnya gross margin tersebut terlihat pada operatingprofit margin dan net profit margin (dalam hal ini adalah common size operating income dan common size net income) yang paling kecil. Jika memang SMCB menjual dengan harga yang lebih murah, logikanya perputaran barangnya harus lebih cepat. Jika tidak, maka tidak ada manfaatnya SMCB menjual produknya dengan harga yang lebih rendah. Dengan membandingkan revenue terhadap inventory, maka kita akan mengetahui hal tersebut. Perbandingan tersebut disebut juga dengan inventory turnover. Dari laporan keuangannya, didapatkan inventory turnover SMCB adalah 11.92 kali atau dengan kata lain SMCB mampu menjual habis stok barangnya dalam waktu sekitar 31 hari (1/11.92*365 hari). Bagaimana dengan SMGR dan SMCB? SMGR memerlukan waktu 41 hari sedangkan INTP bahkan memerlukan waktu yang lebih panjang lagi yaitu 43 hari. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa usaha SMCB untuk memberikan harga yang lebih murah tidak sia-sia.
Contoh di atas memberikan gambaran kepada kita bagaimana caranya membandingkan kinerja perusahaan-perusahaan yang berada di dalam satu industri. Sebenarnya kita dapat memperdalamnya lagi dengan melakukan analisa horisontal di mana kita membandingkan angka-angka di dalam laporan keuangan dengan angka-angka pada laporan keuangan periode sebelumnya. Kombinasi antara common size (vertikal) dengan analisa horisontal akan dapat memberikan kita gambaran yang lebih jelas mengenai kinerja perusahaan-perusahaan tersebut.
2.Menggunakan
Tarif Dasar Perhitungan Rata-Rata Pengukuran
- Isi tangki bahan bakar sampai full dan catat berapa kilometer di odometer/penunjuk jarak tempuh (kita sebut A)
- Gunakan kendaraan anda seperti biasa sehari hari.
- Lalu isi bahan bakar anda sampai full dan catat berapa liter (kita sebut F) dan catat berapa kilometer di odometer/penunjuk jarak tempuh (kita sebut B).
Rumus:
A =
2000KM ; B = 2200KM ; F = 20 Liter
(B – A) /
F = Hasil KM/Liter
(2200 – 2000) / 20 = 10 KM/Liter
(2200 – 2000) / 20 = 10 KM/Liter
Jadi Rata
rata penggunaan Kendaraan anda sehari hari adalah 1 Liter menempuh jarak 20 KM.
Untuk menjaga kondisi optimal penggunaan BBM anda usahakan selalu melakukan perawatan berkala dan juga laporkan ke bengkel resmi bila terjadi konsumsi bbm berlebihan di kendaraan anda, mintalah ke bengkel resmi anda untuk mencari solusi agar BBM anda optimal dan tidak boros. (dengan catatan anda menggunakan kendaraan dengan baik dan benar).
Untuk menjaga kondisi optimal penggunaan BBM anda usahakan selalu melakukan perawatan berkala dan juga laporkan ke bengkel resmi bila terjadi konsumsi bbm berlebihan di kendaraan anda, mintalah ke bengkel resmi anda untuk mencari solusi agar BBM anda optimal dan tidak boros. (dengan catatan anda menggunakan kendaraan dengan baik dan benar).