Senin, 10 Oktober 2016

Perbandingan cara kerja dan fungsi pada CDI motor dan PLATINA motor




BAB I

1.1 Latar Belakang

Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi pada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder. Seperti yang kita ketahui bahwa system pengapian konvensional menggunakan gerakan mekanik kontak platina untuk menghubung dan memutus arus primer, maka kontak platina mudah sekali aus dan memerlukan penyetelan/perbaikan dan penggantian setiap periode tertentu. Hal ini merupakan kelemahan mencolok dari sistem pengapian konvensional.
Dalam perkembangannya, ditemukan sistem pengapian elektronik sebagai penyempurna sistem pengapian. Salah satu sistem pengapian elektronik yang populer adalah sistem pengapian CDI (Capacitor Discharge Ignition). Sistem pengapian CDI merupakan system pengapian elektronik yang bekerja dengan memanfaatkan pengisian (charge) dan pengosongan (discharge) muatan kapasitor. Proses pengisian dan pengosongan muatan kapasitor dioperasikan oleh saklar elektronik seperti halnya kontak platina (pada sistem pengapian konvensional).

1.2 Tujuan Penulisan

1.Dapat mengetahui cara kerja dan fungsi CDI motor
2.Dapat mengetahui cara kerja dan fungsi PLATINA motor
3.Mengetahui kelebihan dan kekurangan CDI motor
4.Mengetahui kelebihan dan kekurangan PLATINA motor


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perbandingan cara kerja dan fungsi pada CDI motor dan PLATINA motor

2.2.1 Cara kerja CDI motor

Metode pembuangan muatan kapasitor agar menghasilkan tegangan tinggi untuk selajutnya dijadikan percikan api pada busi, ini dicapai dengan cara menyimpan energi listrik pada kapasitor. Ketika timing pengapian sudah tepat dan api siap dipercikkan, thyristor power akan aktif dan membentuk rangkaian tertutup antara kapasitor dan kumparan primer koil.
Kapasitor kemudian dengan cepat akan melepaskan energinya melalui kumparan primer koil. Aliran arus yang sangat cepat pada kumparan primer ini akan menyebabkan terjadinya tegangan yang sangat tinggi pada kumparan sekunder. Lalu tegangan tinggi ini kemudian untuk disalurkan ke busi untuk menghasilkan loncatan bunga api di antara elektroda busi.

Fungsi Pengapian CDI Motor

Sistem pengapian CDI tidak lagi menggunakan kontak pemutus seperti pada sistem pengapian konvensional atau transistor. Namun ada juga sistem pengapian CDI yang masih menggunakan kontak pemutus (platina). Pada pengapian CDI ini tegangan tinggi koilnya dihasilkan ada arus pembuangan kapasitor yang mengalir dengan cepat ke kumparan primer koil. Sebelumnya kita sudah membahas pengenalan awal tentang pengapian CDI itu seperti apa. Agar lebih jelas tentang cara kerja sistem pengapian CDI

                                         
Rangkaian Sistem Pengapian CDI

Sistem pengapian CDI jika dikelompokkan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sesuai dengan kerjanya masing-masing maka komponen tersebut menjadi enam blok seperti pada gambar dibawah ini.

1.Converter DC ke DC. Berfungsi untuk mensuplai tegangan untuk pengisian kapasitor. Bagian ini terdiri dari rangkaian pengubah arus searah (DC) dari baterai menjadi arus bolak-balik (AC) menggunakan rangkaian flip-flop. Arus AC kemudian dinaikkan oleh transformator step-up menjadi 300-500 volt lalu disearahkan lagi dengan dioda sistem jembatan. Tegangan tinggi inilah yang dipakai untuk mengisi kapasitor.
1.Kapasitor, berfungsi untuk menyimpan listrik yang disuplai oleh konverter DC ke DC
2.Generator pulsa, berfungsi untuk trigger (pemicu) atau penghasil siyal untuk mengaktifkan thyristor.
3.Amplifier atau penguat pulsa, berfungsi untuk penguat sinyal yang dihasilkan pembangkit sinyal sehingga sinyal cukup kuat untuk mengaktifkan thyristor.
4.Saklar thyristor, berfungsi untuk mengalirkan listrik dari kapasitor menuju koil pengapian. Thyristor merupakan komponen semikonduktor yang akan ON (bekerja) karena adanya pulsa tegangan di kaki gatenya. Ketika distributor berputar, pulsa tegangan dihasilkan oleh pick up coil. Sinyal pulsa ini dikuatkan oleh amplifier untuk selanjutnya menghidupkan thyristor. Ketika IN inilah kapasitor mengeluarkan energinya menuju kumparan primer koil. Lalu thyristor kembali OFF dan kapasitor kembali terisi.
5.Koil, fungsinya sebagai transformator yang menghasilkan tegangan tinggi untuk disalurkan ke busi.

2.2.2 Cara Kerja PLATINA Motor

Platina adalah salah satu komponen pada sistem pengapian yang berfungsi untuk memutuskan hubungan tegangan dari baterai atau accu menuju kumparan primer pada koil. Bukan memutuskan hubungan antara kamu dan dia, haha. Nah prinsip sederhana dari platina ini sebenarnya sama seperti saklar, pada saklar tersebut ketika terhubung maka ada suplai listrik menuju kumparan primer pada koil, kemudian aliran listrik tersebut diputuskan agar menghasilkan induksi pada koil. Proses membuka dan menutupnya platina tidak digerakkan oleh manusia karena bisa membuat capek, tapi yang menggerakkan adalah cam atau nok secara mekanis yang menekan bagian tumit dari platina pada waktu tertentu. Jadi platina tidak selamanya membuka atau tidak selamanya menutup. untuk lebih memahami silahkan lihat gambar konstruksi platina berikut ini:


Prinsip dan Cara Kerja Platina

Cara kerja dari platina adalah sebagai berikut: ketika poros berputar maka cam atau nok akan mendorong lengan platina sehingga platina membuka, kemudian ketika nok terus berputar maka platina akan kembali menutup dan begitu seterusnya proses membuka dan menutup berulang-ulang selama poros terus berputar.

Ketika celah platina menutup, arus listrik akan mengalir menuju rangkaian primer koil sehingga inti besi (core) pada koil pengapian akan menjadi magnet (elektromagnetik). Sedangkan ketika celah platina membuka maka arus listrik tersebut akan terputus sehingga inti besi akan kehilangan kemagnetannya secara tiba-tiba. Hilangnya kemagnetan pada inti besi secara tiba-tiba inilah yang akan membangkitkan tegangan tinggi (induksi diri) pada lilitan atau kumparan sekunder. Untuk apa tegangan tinggi tersebut? untuk disalurkan ke busi agar tegangan tinggi tersebut bisa meloncati gap atau celah elektroda busi berupa loncatan listrik yang kita sebut sebagai loncatan bunga api. Untuk apa loncatan bunga apinya? Untuk membakar campuran bahan bakar dan udara. Kenapa harus tegangan tinggi dan kenapa tidak memakai tegangan baterai saja? Karena celah atau gap elektroda busi ada udaranya dan udara kan termasuk isolator (bukan penghantar listrik yang baik) sehingga agar listrik bisa meloncati celah elektroda tersebut maka dibutuhkan tegangan yang sangat tinggi yakni 10 kilo volt bahkan lebih, sedangkan tegangan baterai hanya 12 volt sehingga kurang. Jelas kan?

Kembali ke platina, pada permukaan kontak platina bisa saja terbakar oleh percikan bunga api tegangan tinggi yang dihasilkan kumparan primer karena induksi diri. Maka platina harus diperiksa dan bahkan diganti secara periodis, termasuk juga harus diperiksa komponen-komponennya, lalu apa saja komponen platina tersebut?


Komponen Platina dan Fungsinya

Platina terdiri dari beberapa komponen berikut ini:
1. Nok atau cam distributor, yang berfungsi untuk menekan lengan platina agar membuka dan juga agar menutup kembali seiring dengan berputarnya nok, karena bentuknya yang mirip kotak, sehingga dalam sekali putaran (360 derajat) platina akan membuka 4 (empat) kali dan akan menutup selama 4 kali juga.
2. Kontak tetap, berfungsi untuk menyalurkan arus listrik menuju kumparan primer pada koil.
3. Kontak lepas, memiliki fungsi yang sama dengan kontak tetap, hanya saja kontak lepas dapat digerakkan melalui lengan platina (untuk memutus dan menghubungkannya).
4. Pegas kontak platina, berfungsi untuk mengembalikan lengan platina agar menutup kembali atau bisa disebut pegas pengembali.
5. Lengan kontak platina, berfungsi sebagai tempat duudkan kontak lepas.
6. Sekrup pengikat, berfungsi untuk mengikat komponen platina dan juga mengencangkan atau mengendorkan guna penyetelan celah platina.
7. Tumit ebonit, berfungsi untuk media yang ditekan oleh cam atau nok sehingga platina dapat membuka (karena dorongan nok) atau menutup (karena dorongan pegas kontak platina).
8. Kabel dari koil pengapian (-)
9. Alur penyetelan celah platina, berfungsi untuk menyetel celah platina.


Kelebihan PLATINA
1. Murah, kisaran 20-40 ribuan
2. Penggantiannya gampang (karena murah)
3. Ada gejala awal sebelum platina rusak


Kekurangan PLATINA
1. Harus sering diganti.
2. Pengapian kurang bagus, tenaga mesin kurang dan bensin lebih boros.


Kelebihan CDI
1. Pengapian bagus, tenaga mesin lebih kuat dan bensin lebih irit.
2. Tidak butuh perawatan

Kekurangan CDI
1. Kalau mati, matinya mendadak tanpa gejala.
2. Harga mahal, 700 ribuan hingga jutaan



Perbandingan Sistem Injeksi EFI dengan Sistem Karburtor



BAB I

 1.1 Latar Belakang

Hal yang terpenting yang ada pada kendaraan salah satunya adalah karburator, kalau
misalkan komponen ini di tiadakan tentu saja kendaraan kita tidak akan berfungsi. Maka dari itu kami sangat termotivasi untuk membahas materi tentang Perbandingan SistemKarburator dengan Sistem Injeksi efi. Selain itu juga saya menyusun makalah ini guna memenuhi tugas salah satu matakuliah.
           
 1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari pembuatan makalah ini supaya :
1. Dapat mengetahui perbandingan sistem Karburator sisten injeksi efi
2. Dapat mengetahui cara Kerja Karburator dan injeksi efi
3. Dapat mengetahui komponen Karburator dan injeksi efi
4. Dapat mengetahui cara Servis Karburator dan injeksi efi
5. Dapat mengetahui cara Pemeliharaan Karburator dan injeksi efi


BAB II
PEMBAHASAN


2.1   Perbandingan Sistem Injeksi EFI dengan Sistem Karburtor

                    2.2.1 Sistem Karburator

Karburator memang sangat penting dalam kendaraan bermotor, karena karburator dapat mengatur akselerasi kecepatan kendaraan pada berbagai tingkat beban dan kecepatan,
kemudian dapat memudahkan mesin untuk hidup, dan juga memberikan tenaga yang besar pada mesin kendaraan dan juga bekerja dengan ekonomis. Fungsi kerja pada karburator ialah pada waktu zuiger bergerak dari TMA ke TMB didalam langkah hisap, maka pada ruangan silinder terjadi pembesaran ruangan sehingga menimbulkan kehampaan pada ruang bakar atau ruang silinder. Kehampaan ini mengakibatkan udara yang ada diluar karburasi terhisap masuk melalui filter kemudian masuk melewati bagian karburator. Bensin yang ada di dalam karburator ukit terhisap bersama udara melalui nozzle sehingga membentuk partikel-partikel kecil yang bercampur udara yang disebut dengan Gas. kemudian gas tersebut masuk kedalam ruang Silinder. Besar lubang pada nozzel dapat diatur oleh sebuah jarum yang kebanyakan orang menyebutnya jarum skep atau bahasa tehniknya throttle valve. jadi jarum ini fungsinya mengatur jumlah bensin yang keluar dari mulut nozzel.

2.2.2 Sistem kerja karburator

Cara kerja pada karburator adalah ketika mesin dalam keadaan hidup (langsam), bensin dari float camber ( tampungan bensin) masuk ke dalam lubang kecil pada jet stationer (spoeyerlangsam), masuknya bensin kedalam spoeyer ini diakibatkan karena perbedaan tekanan udara antara tekanan udara pada float chamber dengan tekanan udara pada venturi. Untuk menyempurnakan komposisi campuran bensin dan udara pada saat mesin berputar lambat, maka pada karburator dibuat sebuah lubang yang menembus dari bagian belakang karburator sampai ketempat spoeyer langsam. lubang yang menembus karburator sampai kebagian spoeyer ini dinamakan airbleeder. Air bleeder dapat disetel oleh sebuah baut yang biasa dikenal dengan baut pengatur angin. Setelah bensin yang masuk pada sepoeyer langsam bercampur dengan udara yang masuk dari lubang air bleeder, kemudian keluar pada sebuah lubang yang disebut Idle port. Posisi idle port ini berada dimuka nozzle utama, alasan mengapa idle port di tempatkan lebih dekat pada mesin adalah disebabkan pada saat langsam putaran mesinnya lambat dan aliran udara tidak terlalu cepat yang disebabkan posisi throttle valve diam

Pada sistem karburator mempunyai kelebihan sebagai berikut:
· Perawatannya relatif mudah dan murah.
· Biaya perbaikan dan utak-atik relatif murah
· Busi nyala
· Relatif tahan terhadap beberapa gangguan
Namun sistem karburator juga memiliki kelemahan, diantaranya :
· Efisiensinya yang rendah.
· Rentan terhadap perubahan kondisi cuaca, baik dingin atau panas
· Memerlukan penyetelan.

2.2.3 Sistem injeksi EFI
EFI adalah sebuah kata dari Elektronik Fuel Injektion. Adapun pengeritan dari EFI
adalah sebuah sistem penyemprotan bahan bakar di Intake yang dalam kerjanya di
kontrol secara elektronik agar didapatkan nilai campuran udara dan bahan bakar selalu
sesuai dengan kebutuhan motor bakar,sehingga dapat menghasilkan daya motor yang
optimal dan mempunyai gas buang yang ramah lingkungan.Dibandingkan karburator.
Sistem EFI dirancang agar bisa melakukan penyemprotan bahan bakar yang jumlah dan
waktunya ditentukan berdasarkan informasi dari sensor-sensor. Pengaturan koreksi
perbandingan bahan bakar dan udara sangat penting dilakukan agar mesin bisa tetap
beroperasi/ bekerja dengan sempurna pada berbagai kondisi kerjanya. Oleh karena itu,
keberadaan sensor-sensor yang memberikan informasi akurat tentang kondisi mesin saat itu
sangat menentukan unjuk kerja (performance) suatu mesin. Semakin lengkap sensor, maka pendeteksian kondisi mesin dari berbagai karakter (suhu, tekanan, putaran, kandungan gas, getaran mesin dan sebagainya) menjadi lebih baik. Informasi-informasi tersebut sangat bermanfaat bagi ECU untuk diolah guna memberikan perintah yang tepat kepada injektor, sistem pengapian, pompa bahan bakar dan sebagainya.

2.2.4 Cara Kerja Sistem EFI

Sistem EFI dirancang agar bisa melakukan penyemprotan bahan bakar yang jumlah dan waktunya ditentukan berdasarkan informasi dari sensor-sensor. Pengaturan koreksi
perbandingan bahan bakar dan udara sangat penting dilakukan agar mesin bisa tetap
beroperasi/ bekerja dengan sempurna pada berbagai kondisi kerjanya. Oleh karena itu,
keberadaan sensor-sensor yang memberikan informasi akurat tentang kondisi mesin saat itu
sangat menentukan unjuk kerja (performance) suatu mesin. Semakin lengkap sensor, maka pendeteksian kondisi mesin dari berbagai karakter (suhu, tekanan, putaran, kandungan gas, getaran mesin dan sebagainya) menjadi lebih baik. Informasi-informasi tersebut sangat bermanfaat bagi ECU untuk diolah guna memberikan perintah yang tepat kepada injektor, sistem pengapian, pompa bahan bakar dan sebagainya.

Sistem INJEKSI EFI mempunyai kelebihan sebagai berikut:
· Presisi, karena disesuaikan dengan kebutuhan mesin
· Afisiensi tinggi
· Emisi gas buang lebih rendah
· Tidak terpengaruh oleh kondisi cuaca, suhu panas atau dingin
· Busi pijar
· Kinerja mesin lebih optimal
· Pengendalian/pengoprasian mesin lebih mudah
Di sisi lain, sistem injeksi ini juga memiliki kelemahan terutama dalam hal:
· Perawatan sangat spesifik, sehingga membutuhkan peralatan khusus dan
mekanik yang ahli.
· Perawatan lebih mahal.
· Rentan terhadap air, karena banyaknya komponen kelistrikan.
· Sensitif terhadap interferensi gelombang elektromagnetik akibat rumitnya kabel-kabel (wiring)